Kategori
Sistem Komunikasi Optik

Modul 2 Propagasi Cahaya Pada Serat Optik

Perambatan cahaya dalam serat optik mengacu pada fenomena bagaimana cahaya dipandu dan bergerak melalui serat optik. Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari bahan dielektrik, seperti kaca atau plastik, dan dirancang untuk memandu cahaya melalui pantulan internal total.

Perambatan cahaya serat optik adalah proses di mana cahaya merambat melalui serat optik. Proses ini terjadi karena total internal refleksi (TIR) dari cahaya pada batas antara inti serat optik dan selubung serat optik.

Berikut adalah beberapa prinsip perambatan cahaya dalam serat optik:

  1. Pantulan Internal Total: Perambatan cahaya dalam serat optik terjadi melalui fenomena pantulan internal total. Ketika cahaya memasuki inti serat optik dari luar dengan sudut tertentu, pantulan total terjadi di antarmuka inti dan lapisan penutup. Ini memungkinkan cahaya untuk terus dipandu melalui serat tanpa kehilangan banyak energi.
  2. Hukum Snell: Perambatan cahaya dalam serat optik dijelaskan oleh Hukum Snell, yang menyatakan bahwa ketika cahaya berpindah dari satu medium ke medium lain dengan indeks refraksi yang berbeda, sudut pantulan dan pembiasan dapat dihitung berdasarkan perbandingan indeks refraksi kedua medium tersebut.
  3. Indeks Refraksi: Indeks refraksi adalah ukuran sejauh mana cahaya melambat saat melewati medium. Inti serat optik memiliki indeks refraksi yang lebih tinggi daripada lapisan penutupnya, memungkinkan pantulan internal total terjadi.
  4. Mode Serat: Ada dua jenis mode serat dalam perambatan cahaya serat optik: mode tunggal (single mode) dan mode ganda (multimode). Mode tunggal memungkinkan hanya satu mode gelombang cahaya untuk dipandu melalui serat, sementara mode ganda memungkinkan beberapa mode gelombang.
  5. Bahan Serat Optik: Serat optik biasanya terbuat dari bahan kaca atau plastik. Kaca serat optik memiliki indeks refraksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan medium udara atau pelapis plastik, mendukung perambatan cahaya yang efisien.

Keuntungan dari perambatan cahaya dalam serat optik melibatkan minimnya kehilangan sinyal selama transmisi, kemampuan untuk mentransmisikan data pada kecepatan tinggi, dan keamanan terhadap interferensi elektromagnetik karena tidak ada radiasi elektromagnetik yang dipancarkan.

Perambatan cahaya dalam serat optik adalah dasar dari berbagai aplikasi, termasuk komunikasi serat optik untuk transmisi data jarak jauh, penggunaan medis, dan sensor optik.

1.     Pemantulan Cahaya Pada Serat Optik

Pemantulan cahaya pada serat optik adalah prinsip dasar yang memungkinkan cahaya untuk dipandu melalui serat optik tanpa kehilangan energi yang signifikan. Pemantulan ini terjadi berkat fenomena pantulan internal total di antarmuka antara inti serat dan lapisan penutup. Berikut adalah beberapa konsep kunci terkait pemantulan cahaya pada serat optik:

  1. Pantulan Internal Total: Pemantulan cahaya pada serat optik terutama terjadi melalui pantulan internal total. Pantulan internal total terjadi ketika cahaya memasuki inti serat dari luar dan sudut pandangnya melebihi sudut kritis tertentu. Ketika hal ini terjadi, cahaya sepenuhnya dipantulkan kembali ke dalam inti dan tidak keluar ke lapisan penutup.
  2. Hukum Snell: Hukum Snell memainkan peran penting dalam pemantulan cahaya pada serat optik. Hukum ini menyatakan bahwa ketika cahaya berpindah dari satu medium ke medium lain dengan indeks refraksi yang berbeda, sudut pantulan dan pembiasan dapat dihitung berdasarkan perbandingan indeks refraksi kedua medium tersebut.
  3. Indeks Refraksi: Indeks refraksi adalah ukuran sejauh mana cahaya melambat saat melewati medium. Inti serat optik memiliki indeks refraksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan penutupnya atau medium di sekitarnya. Hal ini diperlukan untuk mencapai pantulan internal total.
  4. Sudut Kritis: Sudut kritis adalah sudut di mana cahaya memasuki inti serat dengan sudut tertentu dan mencapai sudut di mana pantulan internal total terjadi. Jika sudut pandang melebihi sudut kritis, cahaya tidak akan keluar dari serat dan akan terus dipantulkan.
  5. Multi-Mode dan Single-Mode: Serat optik dapat dirancang sebagai multi-mode atau single-mode. Pada serat multi-mode, beberapa mode gelombang dapat dipandu melalui inti serat, sementara pada serat single-mode, hanya satu mode gelombang yang dipandu, menghasilkan pemantulan internal total yang lebih efisien.

Prinsip pemantulan cahaya ini memungkinkan serat optik untuk menjadi media transmisi yang efisien dan andal dalam mentransmisikan sinyal optik dalam aplikasi seperti komunikasi serat optik, pemrosesan sinyal optik, dan berbagai aplikasi sensor dan keamanan optik.

2.     Pembiasan Cahaya Pada Serat Optik

Pembiasan cahaya pada serat optik adalah proses di mana cahaya dibelokkan ketika melewati batas antara dua medium dengan indeks bias yang berbeda. Pada serat optik, cahaya dibelokkan ketika melewati batas antara inti dan selubung. Indeks bias inti lebih tinggi daripada indeks bias selubung. Hal ini menyebabkan cahaya dibelokkan ke arah inti. Pembiasan cahaya pada serat optik adalah proses yang sangat penting untuk transmisi cahaya melalui serat optik. Proses ini memungkinkan cahaya untuk difokuskan dan diarahkan melalui serat optik.

Prinsip dasar yang memungkinkan serat optik berfungsi adalah pantulan internal total cahaya pada antarmuka inti serat dan lapisan penutup. Pantulan internal total ini terjadi ketika cahaya melewati antarmuka di antara dua media dengan indeks refraksi yang berbeda dan sudut pandangnya melebihi sudut kritis yang ditentukan oleh hukum Snell. Dalam konteks serat optik, kita sering mengacu pada fenomena ini sebagai pantulan cahaya atau pembiasan cahaya di dalam serat optik.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait pembiasan cahaya pada serat optik:

  1. Indeks Refraksi: Pembiasan cahaya terjadi karena adanya perbedaan indeks refraksi antara inti serat optik dan lapisan penutupnya. Inti serat optik memiliki indeks refraksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan penutup atau medium di sekitarnya.
  2. Hukum Snell: Hukum Snell digunakan untuk menghitung sudut pembiasan dan pantulan internal total. Hukum ini menyatakan bahwa rasio sin dari sudut serangan dan sudut pantulan sama dengan rasio indeks refraksi dua medium tersebut.
  3. Sudut Kritis: Sudut kritis adalah sudut di mana cahaya yang datang dari medium yang lebih padat (inti serat) menuju medium yang lebih encer (lapisan penutup atau medium sekitarnya) menghasilkan sudut pantulan 90 derajat. Jika sudut pandang melebihi sudut kritis, maka terjadi pantulan internal total, dan cahaya tetap di dalam inti serat.
  4. Mode Gelombang: Serat optik dapat dirancang untuk mendukung satu mode gelombang (single-mode) atau beberapa mode gelombang (multi-mode). Dalam kaitannya dengan pembiasan cahaya, ini berarti bahwa serat single-mode dapat memandu satu mode gelombang dengan sudut serangan tertentu, sedangkan serat multi-mode dapat memandu beberapa mode gelombang dengan sudut-sudut serangan yang berbeda.

Pemahaman ini tentang pembiasan cahaya pada serat optik penting untuk merancang dan mengoptimalkan kinerja serat optik dalam berbagai aplikasi, terutama dalam bidang komunikasi serat optik.

3.     Numerical Aparture dan Sudut Penerimaan

Numerical Aperture

Numerical aperture (NA) adalah besaran yang menggambarkan kemampuan alat optik untuk mengumpulkan cahaya. NA didefinisikan sebagai sinus sudut maksimum yang dapat dipantulkan secara total pada antarmuka dua medium dengan indeks bias berbeda.

Dalam bidang optik, NA digunakan untuk mengukur kemampuan lensa, prisma, dan alat optik lainnya untuk mengumpulkan cahaya. NA juga digunakan untuk menentukan jumlah mode cahaya yang dapat ditransmisikan melalui serat optik.

Rumus untuk menghitung NA adalah sebagai berikut:

dimana:

 adalah numerical aperture

 adalah indeks bias medium pertama

θc adalah sudut kritis

Sudut kritis adalah sudut pantul total, yaitu sudut pantul yang menyebabkan seluruh cahaya dipantulkan kembali ke medium pertama.

Nilai NA dapat berkisar dari 0 hingga 1. Semakin tinggi nilai NA, semakin besar kemampuan alat optik untuk mengumpulkan cahaya.

Dalam bidang fotografi, NA digunakan untuk mengukur kemampuan lensa untuk mengumpulkan cahaya. Lensa dengan NA yang lebih tinggi akan mampu mengumpulkan lebih banyak cahaya, sehingga menghasilkan foto yang lebih terang dan tajam.

Dalam bidang komunikasi serat optik, NA digunakan untuk menentukan jumlah mode cahaya yang dapat ditransmisikan melalui serat optik. Serat optik dengan NA yang lebih tinggi dapat mentransmisikan lebih banyak mode cahaya, sehingga meningkatkan kapasitas data.

Berikut adalah beberapa contoh nilai NA untuk alat optik yang umum digunakan:

Lensa kamera: 0,02 hingga 0,95

Lensa mikroskop: 0,01 hingga 0,95

Serat optik single mode: 0,13 hingga 0,20

Serat optik multimode: 0,1 hingga 0,6

Sudut Penerimaan

Dalam optik, sudut penerimaan adalah sudut yang menunjukkan daerah di mana cahaya dapat diterima oleh alat optik. Sudut penerimaan ini biasanya diukur dari sumbu optik alat optik.

Sudut penerimaan optik biasanya digambarkan sebagai diagram polar. Diagram polar ini menunjukkan kekuatan cahaya yang diterima oleh alat optik pada berbagai sudut.

Sudut penerimaan optik dibagi menjadi dua, yaitu sudut penerimaan maksimum dan sudut penerimaan minimum.

  • Sudut penerimaan maksimum adalah sudut di mana cahaya yang diterima oleh alat optik memiliki kekuatan maksimum.
  • Sudut penerimaan minimum adalah sudut di mana cahaya yang diterima oleh alat optik memiliki kekuatan minimum.

Sudut penerimaan optik dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

  1. Panjang gelombang cahaya yang diterima.
  2. Pola radiasi alat optik.
  3. Posisi alat optik terhadap sumber cahaya.

Alat optik yang memiliki sudut penerimaan yang luas dapat menerima cahaya dari berbagai arah. Alat optik ini cocok untuk digunakan dalam situasi di mana cahaya dapat datang dari berbagai arah, misalnya pada sistem kamera.

Berikut adalah beberapa contoh nilai sudut penerimaan optik:

  1. Lensa kamera: 60° hingga 180°
  2. Lensa mikroskop: 10° hingga 60°
  3. Teleskop: 5° hingga 20°

Sudut penerimaan optik juga digunakan untuk menentukan jumlah cahaya yang dapat diterima oleh alat optik. Alat optik dengan sudut penerimaan yang lebih luas dapat menerima lebih banyak cahaya, sehingga menghasilkan gambar yang lebih terang dan tajam.

4.     Definisi Polarisasi Gelombang Cahaya Dan Penyebabnya

Polarisasi cahaya adalah fenomena yang terjadi pada gelombang transversal ketika arah getarnya dibatasi pada satu bidang tertentu. Cahaya merupakan gelombang transversal, yaitu gelombang yang arah rambatnya tegak lurus terhadap arah getarnya.

Ada beberapa penyebab polarisasi cahaya, yaitu:

Pemantulan

Polarisasi cahaya akibat pemantulan terjadi ketika cahaya dipantulkan dari permukaan yang kasar atau bergelombang. Cahaya yang dipantulkan dari permukaan yang kasar atau bergelombang akan terpolarisasi secara linier.

Penyerapan

Polarisasi cahaya akibat penyerapan terjadi ketika cahaya melewati zat yang menyerap cahaya dengan intensitas yang berbeda-beda untuk arah getar yang berbeda. Cahaya yang melewati zat yang menyerap cahaya dengan intensitas yang berbeda-beda untuk arah getar yang berbeda akan terpolarisasi secara linier.

Pembiasan ganda

Polarisasi cahaya akibat pembiasan ganda terjadi ketika cahaya melewati zat yang memiliki indeks bias berbeda untuk dua arah getar yang berbeda. Cahaya yang melewati zat yang memiliki indeks bias berbeda untuk dua arah getar yang berbeda akan terpolarisasi secara linier.

Hamburan

Polarisasi cahaya akibat hamburan terjadi ketika cahaya dihamburkan oleh partikel-partikel kecil. Cahaya yang dihamburkan oleh partikel-partikel kecil akan terpolarisasi secara linier.

Polarisasi cahaya memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang, antara lain:

Komunikasi optik

Polarisasi cahaya digunakan dalam komunikasi optik untuk mengirimkan informasi melalui serat optik.

Instrumentasi optik

Polarisasi cahaya digunakan dalam instrumen optik untuk mengukur sifat-sifat cahaya, seperti intensitas, polarisasi, dan arah getar.

Laboratorium

Polarisasi cahaya digunakan dalam laboratorium untuk mempelajari sifat-sifat cahaya dan materi.

Polarisasi cahaya merupakan fenomena yang penting dalam bidang optik dan memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang.

Polarisasi gelombang cahaya mengacu pada orientasi osilasi medan listrik dari gelombang cahaya. Gelombang cahaya dapat dibilang terpolarisasi secara linier, sirkular, atau eliptis, tergantung pada arah dan fase osilasi medan listriknya.

Penyebab Polarisasi Gelombang Cahaya:

  1. Interaksi dengan Zat Materi: Ketika cahaya melalui beberapa materi seperti kaca, air, atau film tipis, cahaya bisa dipolarisasi karena interaksi dengan elektron di zat tersebut.
  2. Hamburan Cahaya: Ketika cahaya bercampur dengan objek berukuran lebih kecil dari panjang gelombang cahaya (seperti molekul udara dalam atmosfer), cahaya tersebut bisa dipolarisasi karena hamburan Rayleigh.
  3. Refleksi: Ketika cahaya mengenai permukaan reflektif dengan sudut tertentu (seperti permukaan air pada sudut Brewster), cahaya yang dipantulkan akan dipolarisasi.
  4. Bahan Polarisasi: Beberapa bahan seperti kaca polarisasi, film polarisasi, atau kristal tertentu dapat menyebabkan polarisasi cahaya yang masuk, memungkinkan hanya gelombang dengan orientasi tertentu yang bisa melewati bahan tersebut.

Contoh:

Misalnya, ketika cahaya datang dengan banyak arah dan polarisasi acak, sebuah filter polarisasi bisa digunakan untuk membiarkan hanya cahaya dengan orientasi tertentu melewati, sementara cahaya dengan orientasi lainnya diblokir. Ini adalah dasar kerja dari banyak teknologi, termasuk kacamata matahari polarisasi dan beberapa jenis kamera.

Dengan demikian, polarisasi gelombang cahaya merujuk pada orientasi medan listrik gelombang tersebut, dan ada berbagai mekanisme dan penyebab yang dapat menghasilkan polarisasi dalam konteks ini.

5.     Jenis Polarisasi Gelombang Cahaya

Polarisasi gelombang cahaya mengacu pada orientasi medan listrik dari gelombang cahaya saat osilasi. Ada beberapa jenis polarisasi gelombang cahaya berdasarkan orientasi medan listrik dan mekanisme yang menyebabkannya. Berikut adalah jenis-jenis polarisasi gelombang cahaya:

  1. Polarisasi Linier: Dalam polarisasi linier, medan listrik osilasi dalam satu arah tertentu. Ini adalah bentuk polarisasi paling dasar dan umum.
  2. Polarisasi Sirkular: Dalam polarisasi sirkular, medan listrik osilasi mengikuti pola lingkaran saat bergerak maju. Ada dua jenis polarisasi sirkular: sirkular kanan dan sirkular kiri, bergantung pada arah rotasi osilasi.
  3. Polarisasi Eliptis: Dalam polarisasi eliptis, medan listrik osilasi mengikuti pola elips saat bergerak maju. Polarisasi eliptis adalah kombinasi dari polarisasi linier dan sirkular, dan orientasi medan listrik berubah secara periodik antara dua titik ekstrim pada sebuah elips.

Mekanisme Polarisasi:

  1. Polarisasi Berdasarkan Hamburan (Scattering): Ketika cahaya bertemu dengan partikel yang lebih kecil dari panjang gelombang cahaya, seperti hamburan Rayleigh, gelombang cahaya dapat dipolarisasi. Misalnya, cahaya matahari yang diterima di atmosfer bumi dipolarisasi sebagian karena hamburan ini.
  2. Polarisasi Berdasarkan Refleksi: Ketika cahaya mencapai permukaan reflektif dengan sudut tertentu (disebut sudut Brewster), cahaya yang dipantulkan akan terpolarisasi. Ini disebut polarisasi Brewster.
  3. Polarisasi Berdasarkan Interaksi dengan Bahan: Beberapa materi seperti film polarisasi, kaca polarisasi, atau kristal tertentu dapat menyebabkan polarisasi cahaya yang masuk.
  4. Polarisasi Berdasarkan Interaksi dengan Medan Elektromagnetik: Dalam kondisi tertentu, cahaya dapat dipolarisasi melalui interaksi dengan medan elektromagnetik lainnya.

Ketiga jenis polarisasi ini memiliki aplikasi dalam berbagai teknologi dan aplikasi, termasuk dalam optik, komunikasi, dan berbagai bidang lainnya.

6.     Mode Propagasi Pada Serat Optik

Pada serat optik, mode propagasi mengacu pada cara cahaya merambat di dalam inti serat. Terdapat beberapa mode propagasi yang dapat terjadi tergantung pada geometri dan sifat refraktif dari inti serat optik. Berikut adalah beberapa jenis mode propagasi yang umum ditemukan dalam serat optik:

Mode Single Mode (Mode Tunggal):

Dalam serat single mode, hanya ada satu mode propagasi cahaya yang dominan. Ini berarti cahaya merambat dalam inti serat dengan cara yang sangat terorganisir tanpa variasi intensitas yang signifikan di sepanjang serat.

Serat single mode biasanya memiliki inti yang sangat kecil, dan keunggulan utamanya adalah penurunan dispersi cahaya yang rendah dan kapasitas transmisi yang tinggi.

Mode Multi Mode (Mode Banyak):

Dalam serat multi mode, ada beberapa mode propagasi cahaya yang berbeda yang dapat merambat di dalam inti serat. Intensitas cahaya dalam mode-mode ini bisa bervariasi secara spasial di sepanjang serat.

Serat multi mode memiliki inti yang lebih besar dibandingkan dengan serat single mode. Akibatnya, serat ini bisa mengakomodasi lebih banyak mode propagasi, tetapi dengan risiko dispersi cahaya yang lebih tinggi.

Penyebab Mode Propagasi:

  1. Ukuran Inti: Ukuran inti serat optik adalah faktor utama yang mempengaruhi mode propagasi. Serat dengan inti yang sangat kecil biasanya mendukung propagasi single mode, sedangkan serat dengan inti yang lebih besar mendukung propagasi multi mode.
  2. Indeks Bias: Perbedaan indeks bias antara inti dan mantel serat juga mempengaruhi mode propagasi. Serat dengan perbedaan indeks bias yang tinggi cenderung mendukung mode propagasi yang lebih banyak.
  3. Geometri Serat: Bentuk dan struktur dari inti dan mantel serat, seperti gradient index profile atau step index profile, dapat mempengaruhi jenis dan jumlah mode propagasi yang didukung oleh serat.

Dalam aplikasi serat optik, pemilihan jenis serat (single mode atau multi mode) sangat bergantung pada kebutuhan spesifik aplikasi, seperti jarak transmisi, kapasitas data, dan kualitas sinyal yang diinginkan.