Kategori
Networking

Routing Statis

Definisi Routing Statis

Dalam dunia jaringan komputer, sebuah komputer/host hanya bisa berkomunikasi dengan host lain yang terletak dalam satu jaringan yang sama. Secara default, mereka tidak bisa berkomunikasi dengan jaringan komputer lain.
Lalu bagaimana jika terdapat paket yang harus dikirimkan/ditujukan untuk komputer pada jaringan lain ? Untuk menangani permasalahan tersebut, maka digunakanlah routing.
Apa itu routing? Routing adalah proses menentukan jalur yang akan dilalui oleh paket. Perangkat yang melakukan routing adalah router.
Router dikenal sebagai perangkat jaringan yang cerdas karena memiliki cpu dan memory serta kemampuannya untuk menentukan jalur lewat paket serta mampu menghubungkan beberapa jaringan komputer yang berbeda.
Dengan routing, sebuah paket dapat keluar masuk ke jaringan lain secara bebas sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Routing dibedakan menjadi 2, yakni static routing dan dynamic routing.

Static Routing adalah routing yang dilakukan secara manual. Setiap jaringan yang akan dirouting harus dikonfigurasi satu persatu oleh administrator jaringan. Kelebihan dari static routing adalah lebih aman serta tidak membutuhkan sumber daya yang besar.

Sementara kekurangannya adalah apabila terjadi perubahan dalam suatu jaringan, maka administrator harus melakukan routing ulang sehingga sesuai dengan jaringan yang baru.
Static routing dikenal lebih aman karena pada static routing tidak ada update informasi tabel routing yang dikirimkan ke router lain. Tabel routing adalah kumpulan jalur routing yang telah dikonfigurasi. Informasi yang terdapat dalam tabel routing antara lain :
  • network destination (jaringan tujuan)
  • subnet mask (subnet mask jaringan tujuan)
  • gateway
Gateway bisa berupa next hop (ip address pada router berikutnya yang akan dilalui paket) atau out-interface (interface yang akan dilalui paket untuk keluar ke jaringan luar).
Static routing lebih cocok jika digunakan pada perusahan kecil, karena pada perusahaan tersebut, jaringan yang digunakan tidak begitu besar dan kompleks.

Perbedaan Static Routing vs Dynamic Routing

Kelebihan Static Routing

  1. Static route lebih aman dibanding dynamic route karena static routing hanya mengandung informasi yang telah dimasukkan secara manual.
  2. Pemeliharan bandwidth network karena peng-update-an  informasi router membutuhkan broadcast yang terus menerus.
  3. Static route kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof paket dynamic routing protocols dengan maksud melakukan konfigurasi router untuk tujuan membajak traffic.
  4. Beban kerja router terbilang lebih ringan dibandingkan dengan routing dinamis. Karena pada saat konfigurasi router hanya mengupdate sekali saja ip table yang ada.
  5. Pengiriman paket data lebih cepat karena jalur atau rute sudah di ketahui terlebih dahulu
  6. Deteksi dan isolasi kesalahan pada topologi jaringan lebih mudah.

Kelemahan Static Routing

  1. Administrasinya cukup rumit dibanding dynamic routing, khususnya jika terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigurasi secara manual.
  2. Tidak ada tolerasi kesalahan. Jika suatu router down, maka static tidak akan memperbaharui informasi dan tidak akan menginformasikan ke router yang lain.
  3. Rentan terhadap kesalahan saat entri data static route dengan cara manual.
  4. Harus tahu semua alamat network yang akan dituju beserta subnet mask dan next hopnya (gateway nya).

Ciri-ciri Static Routing

  1. Jalur spesifik ditentukan oleh admin jaringan.
  2. Pengisian tabel routing dilakukan secara manual oleh admin jaringan.
  3. Penggunaan routing statik dalam sebuah jaringan yang kecil tentu bukanlah suatu masalah, hanya beberapa entri yang perlu diisikan pada forwarding table di setiap router. Namun Anda tentu dapat membayangkan bagaimana jika harus melengkapi forwarding table di setiap router yang jumlahnya tidak sedikit dalam jaringan yang besar.

Cara kerja routing statik

  1. Konfigurasi router yang dilakukan oleh admin jaringan
  2. Router melakukan routing berdasarkan informasi yang diterima dari tabel routing
  3. Admin jaringan menggunakan perintah ip route secara manual untuk konfigurasi router dengan routing statik dan routing statik berguna untuk melewatkan paket data yang ada pada jaringan.

Ada beberapa parameter yang ada pada routing, yakni:

  • Destination, adalah alat tujuan dan network mask dan biasanya diisi dengan 0.0.0.0/0 untuk semua jaringan
  • Gateway adalah datagram yang dapat dicapai melalui antarmuka
  • Pref. Destinasi adalah alamat tujuan paket dan meninggalkan router melalui alamat IP
  • Distance (0-255) adalah jarak administrator jaringan dari router

Default Gateway

Default gateway merupakan sebuah device atau perangkat yang merutekan trafik dari local network (Misal: Jaringan yang berada di Jakarta) menuju device atau perangkat yang berada pada remote network (Misal: Jaringan yang berada di Bandung). Di dalam rumah atau lingkungan bisnis yang kecil, default gateway biasanya digunakan untuk menghubungkan local network (komputer-komputer yang ada pada satu LAN) ke internet.
Apabila suatu host mengirim suatu packet menuju device yang berada pada IP network yang berbeda, Si host pengirim tadi harus mem-forward atau meneruskan packet tersebut melalui perantara device menuju default gateway. Ini dikarenakan device host tidak menyediakan routing information di luar area local network menuju remote destination atau tujuan di luar LAN. Default gateway biasanya diimplementasikan di router dan bekerja dengan routing table. Routing table sendiri merupakan sebuah file data yang tersimpan di dalam RAM yang digunakan untuk menyimpan informasi rute yang secara langsung terhubung ke jaringan, juga digunakan untuk menyimpan entri atau data pada remote network yang telah diketahui oleh device. Router menggunakan informasi yang terdapat pada routing table untuk menentukan jalan terbaik agar data bisa sampai pada tujuan.
Jadi bagaimana agar host tetap dapat melacak apakah paket harus diteruskan ke default gateway atau tidak? Host harus melihat dan memperhatikan routing table untuk memastikan agar paket dapat dikirim ke destination yang benar. Local table pada host biasanya terdiri dari:
  1. Direct connection: Merupakan route menuju loopback interface 127.0.0.1
  2. Local network route: Atau biasa disebut sebagai LAN, yaitu komputer-komputer yang terhubung dan berada pada satu jaringan yang sama yang secara otomatis ditempati oleh host routing table.
  3. Local default route: Merupakan sebuah rute yang mengharuskan packet harus dapat mencapai alamat pada remote network. Default route dibuat ketika alamat default gateway berada pada host. Alamat default gateway merupakan IP address yang terdapat pada interface router yang terhubung ke jaringan lokal. Default gateway bisa dikonfigurasikan secara manual.
Ini penting untuk dicatat bahwa default gateway hanya bisa digunakan ketika host harus meneruskan packet menuju remote network. Akan tetapi default gateway sama sekali tidak dibutuhkan untuk mengirim sebuah packet yang ditujukan kepada suatu host pada jaringan lokal, alias LAN.
Sebagai contoh, pada sebuah printer atau scanner. Apabila sebuah printer mempunyai IP address dan subnet mask yang telah dikonfigurasi, maka host yang berada pada jaringan lokal bisa mengirim dokumen ke printer untuk diprint. Sebagai tambahan, printer juga bisa meneruskan dokumen yang telah discan ke host manapun yang berada pada jaringan lokal. Singkatnya, printer hanya bisa digunakan pada jaringan lokal, jadi dalam hal ini default gateway tidak dibutuhkan.
Pada faktanya, tidak mengkonfigurasikan default gateway pada printer, kamu secara efektif telah menolak akses internet, yang mana ini merupakan pilihan yang bijaksana untuk keamanan komputer Anda. Tidak ada akses internet, artinya tidak ada resiko atau bahaya. Ketika sebuah device semacam printer menawarkan kemampuan untuk melakukan update via internet, ini biasanya lebih mudah dan lebih aman untuk mencapai update yang sama melalui local upload dari host lokal yang aman seperti PC.
Baca juga : Routing Dinamis