Pendahuluan
Suatu hari nanti teknologi yang akan dibawa oleh manusia seperti perangkat smartphone, laptop akan tidak lagi digunakan, dan diharapkan manusia yang akan menggunakan secara langsung terhadap penggunaan data.
Teknologi 6G direncanakan akan launching 2030, menggunakan terahertz frequency, menggunakan komponen RF yang sangat kecil untuk saat ini komponen semi konduktornya masih blm bisa di produksi.
6G akan didesain tidak membutuhkan manusia untuk proses berpikirnya, akan tetapi menggunakan kecerdasan mesin, dengan standar delay mencapai milisecond, sehingga membutuhkan perangkat mesin yang lebih kuat, dalam pemrosesan suatu data.
Penerapan sistem seluler 5G yang saat ini sedang berlangsung terus-menerus bahkan ada beberapa negara yang masih belum menerapkan secara penuh, termasuk Indonesia, dengan keunggulan seperti penerapan Internet of Things, tetap saja memiliki kelemahan-kelemahan sehingga para peneliti berfokus untuk menggali keilmuan tentang nirkabel lebih jauh lagi, usulan yang akan dikembangkan adalah terkait dengan teknologi 6G. Diharapkan dengan teknologi 6G sistem sudah jauh lebih terotomatisasi hingga konsep reality menjadi lebih benar-benar nyata seperti virtual reality, mixed reality, augmented reality dan eXtended reality.
Hingga saat ini, evolusi jaringan nirkabel terutama didorong oleh kebutuhan akan tarif yang lebih tinggi, yang mengharuskan peningkatan kapasitas jaringan sebesar 1000x dari generasi sebelumnya. Sementara permintaan akan kapasitas wireless ini akan terus tumbuh, kemunculan sistem Internet of Everything (IoE), yang menghubungkan jutaan orang dan miliaran mesin, menghasilkan perubahan paradigma radikal pada layanan enhanced mobile broadband (eMBB) yang berfokus pada kecepatan. dan juga peningkatan ultra-reliable low latency communication (URLLC).
Meskipun sistem seluler generasi kelima (5G) dipasarkan sebagai kunci penggerak Internet of Everything (IoE), melalui upaya standarisasi 5G bersama yang mengarah pada tonggak sejarah 5G new radio (5G NR) dan rilis 3GPP berikutnya, premis awal 5G – sebagai pembawa sejati layanan IoE – belum direalisasikan. Orang dapat berargumen bahwa bagian evolusioner dari 5G (yaitu, mendukung layanan eMBB yang haus tarif) telah mendapatkan momentum yang signifikan. Namun, prospek revolusioner 5G yang dijanjikan, sebuah sistem yang beroperasi hampir secara eksklusif pada frekuensi gelombang milimeter frekuensi tinggi (mmWave) dan memungkinkan layanan IoE yang heterogen, sejauh ini tetap merupakan fatamorgana. Meskipun sistem 5G yang saat ini dipasarkan akan siap mendukung layanan IoE dan URLLC dasar (misalnya, otomatisasi pabrik), masih dapat diperdebatkan apakah mereka dapat memberikan aplikasi IoE kota pintar di masa depan. Selain itu, meskipun 5G pada akhirnya akan mendukung akses tetap pada frekuensi mmWave, kemungkinan besar peluncuran 5G awal masih akan menggunakan sub-6 GHz untuk mendukung mobilitas.
Tabel Perbandingan 5G vs beyond 5G vs 6G
Deskripsi | 5G | Beyond 5G | 6G |
Jenis Aplikasi | eMBB URLLC mMTC | eMBB URLLC mMTC Hybrid UR | MBRLLC mURLLC HCS MPS |
Jenis Perangkat | Smartphone Sensor Drone | Smartphone Sensor Drone XR | Sensor XR Smart Implant |
Spektral dan Energi | 10x bps/Hz/m2/Joules | 100x bps/Hz/m2/Joules | 1000x bps/Hz/m3/Joules |
Kecepatan | 1 Gbps | 100 Gbps | 1 Tbps |
Delay end-to-end | 5 ms | 1 ms | < 1 ms |
Delay Radio | 100 ns | 100 ns | 10 ns |
Delay Processing | 100 ns | 50 ns | 10 ns |
Realibility | 99,999 | 99,9999 | 99,99999 |
Frekuensi Band | 6 GHz mmWave untuk fixed access | 6 GHz mmWave untuk fixed access | 6 GHz mmWave untuk mobile access non-RF Eksplorasi > 300GHz |
Arsitektur | Dense Urban Jangkauan 100 m | Umbrella macro base Jangkauan 100 m | Cell-free Drone-carried THz Cells |
Gambar Roadmap diatas disusun berdasarkan rencana strategis dari berbagai badan standar dunia dan juga proyeksi dari kebutuhan 5G yang masih kurang, selain itu dilihat dari key performance index (KPI) dan jenis berbagai jenis layanan yang akan digunakan kedepannya.
Arsitektur yang ditampilkan merupakan potensi untuk 6G, dimana network intellegentization, subnetwork evolution, dan intelligent radio menjadi pelengkap satu dengan lainnya. Teknologi kecerdasan buatan akan menjadi lebih optimal dalam mendukung jenis layanan baru, seperti yang tertera pada gambar arsitektur 6G. Dengan demikian, 6G akan menjadi komunikasi selular, kontrol dan mesin komputasi yang lebih jauh lebih terintegrasi dan lebih cepat dalam beberapa koordinasi antara aplikasi, smart city, autonomous driving, dan masih banyak lainnya.